Pendahuluan
Awal lahirnya mesin CNC (Computer Numerically Controlled) bermula dari
1952 yang dikembangkan oleh John Pearseon dari Institut Teknologi
Massachusetts, atas nama Angkatan Udara Amerika Serikat. Semula proyek
tersebut diperuntukkan untuk membuat benda kerja khusus yang rumit.
Semula perangkat mesin CNC memerlukan biaya yang tinggi dan volume unit
pengendali yang besar. Pada tahun 1973, mesin CNC masih sangat mahal
sehingga masih sedikit perusahaan yang mempunyai keberanian dalam
mempelopori investasi dalam teknologi ini. Dari tahun 1975, produksi
mesin CNC mulai berkembang pesat. Perkembangan ini dipacu oleh
perkembangan mikroprosesor, sehingga volume unit pengendali dapat lebih
ringkas.
Dewasa ini penggunaan mesin CNC hampir terdapat di segala bidang. Dari
bidang pendidikan dan riset yang mempergunakan alat-alat demikian
dihasilkan berbagai hasil penelitian yang bermanfaat yang tidak terasa
sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat banyak.
Jenis Mesin CNC
Di industri menengah dan besar, akan banyak dijumpai penggunaan mesin
CNC dalam mendukung proses produksi. Secara garis besar, mesin CNC
dibagi dalam 2 (dua) macam, yaitu :
Mesin bubut CNC dan Mesin frais CNC
Cara Mengoparasikan Mesin CNC
Secara umum, cara mengoperasikan mesin CNC dengan cara memasukkan
perintah numeric melalaui tombol-tombol yang tersedia pada panel
instrument di tiap-tiap mesin. Setiap jenis mesin CNC mempunyai
karakteristik tersendiri sesuai dengan pabrik yang membuat mesin
tersebut. Namun demikian secara garis besar dari karakteristik cara
mengoperasikan mesin CNC dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu :
Sistem Absolut
Pada sistem ini titik awal penempatan alat potong yang digunakan sebagai
acuan adalah menetapkan titik referensi yang berlaku tetap selama
proses operasi mesin berlangsung. Untuk mesin bubut, titik referensinya
diletakkan pada sumbu (pusat) benda kerja yang akan dikerjakan pada
bagian ujung. Sedangkan pada mesin frais, titik referensinya diletakkan
pada pertemuan antara dua sisi pada benda kerja yang akan dikerjakan.
Sistem Incremental
Pada system ini titik awal penempatan yang digunakan sebagai acuan
adalah selalu berpindah sesuai dengan titik actual yang dinyatakan
terakhir. Untuk mesin bubut maupun mesin frais diberlakukan cara yang
sama. Setiap kali suatu gerakan pada proses pengerjaan benda kerja
berakhir, maka titik akhir dari gerakan alat potong itu dianggap sebagai
titik awal gerakan alat potong pada tahap berikutnya.
Sejalan dengan berkembangnya kebutuhan akan berbagai produk industri
yang beragam dengan tingkat kesulitan yang bervariasi, maka telah
dikembangkan berbagai variasi dari mesin CNC. Hal ini dimaksud untuk
memenuhi kebutuhan jenis pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi.
Berikut ini diperlihatkan berbagai variasi mesin CNC.
PC untuk Mesin CNC
PC (Personal Computer) sebagai perangkat input bagi mesin CNC sangat
penting peranannya untuk memperoleh kinerja mesin CNC. Oleh karena itu
setiap pabrik yang memproduksi mesin CNC juga memproduksi atau
merekomendasi spesifikasi PC yang digunakan sebagai input bagi mesin CNC
produksinya.
Pada mesin CNC untuk keperluan unit latih (Training Unit) atau dengan
operasi sederhana, baik tampilan pada monitor maupun eksekusi program,
maka PC yang dipergunakan sebagaimana pada mesin CNC jenis LOLA 200 MINI
CNC, LEMU IITM, EMCO TU, maupun yang sejenis.
Perkembangan jenis pekerjaan yang menggunakan peranan mesin CNC sejalan
dengan kebutuhan teknologi manufaktur semakin meningkat. Oleh karena itu
dikembangkan pula perangkat PC yang dapat melayani mesin CNC dengan
kinerja yang mampu mengatasi beberapa faktor kesulitan yang dijumpai
pada proses manufaktur. Gambar 8 memperlihatkan tampilan monitor mesin
CNC jenis E·IPC700-ECKELMANN, DNC NT-2000, WinPromateII – Baronics,
Mirac PC, CamSoft, ProMotion® iCNC, maupun yang sejeni
Kode Standar Mesin CNC
Mesin CNC hanya dapat membaca kode standar yang telah disepakati oleh
industri yang membuat mesin CNC. Dengan kode standar tersebut, pabrik
mesin CNC dapat menggunakan PC sebagai input yang diproduksi sendiri
atau yang direkomendasikan. Kode standar pada mesin CNC yaitu :
Mesin Bubut
Fungsi G
G00 Gerakan cepat
G01Interpolasi linear
G02/G03 Interpolari melingkar
G04 Waktu tinggal diam.
G21 Blok kosong
G24 Penetapan radius pada pemrograman harga absolut
G25/M17 Teknik sub program
G27 Perintah melompat
G33 Pemotongan ulir dengan kisar tetap sama
G64 Motor asutan tak berarus
G65 Pelayanan kaset
G66 Pelayanan antar aparat RS 232
G73 Siklus pemboran dengan pemutusan tatal
G78 Siklus penguliran
G81 Siklus pemboran
G82 Siklus pemboran dengan tinggal diam.
G83 Siklus pemboran dengan penarikan
G84 Siklus pembubutan memanjang
G85 Siklus pereameran
G86 Siklus pengaluran
G88 Siklus pembubutan melintang
G89 Siklus pereameran dengan tinggal diam.
G90 Pemrograman harga absolut
G91 Pemrcgraman harga inkremental
G92 Pencatat penetapan
G94 Penetapan kecepatan asutan
G95 Penetapan ukuran asutan
G110 Alur permukaan
G111 Alur luar
G112 Alur dalam
G113 Ulir luar
G114 Ulir dalam
G115 Permukaan kasar
G116 Putaran kasar
Fungsi M
M00 Berhenti terprogram
M03 Sumbu utama searah jarum jam
M05 Sumbu utama berhenti
M06 Penghitungan panjang pahat, penggantian pahat
M08 Titik tolak pengatur
M09 Titik tolak pengatur
Ml7 Perintah melompat kembali
M22 Titik tolak pengatur
M23 Titik tolak pengatur
M26 Titik tolak pengatur
M30 Program berakhir
M99 Parameter lingkaran
M98 Kompensasi kelonggaran / kocak Otomatis
Mesin Frais
Fungsi G
G00 Gerakan cepat
G01 Interpolasi lurus
G02 Interpolasi melinqkar searah iarum Jam
G03 Interpolasi melinqkar berlawanan arah jarum jam
G04 Lamanya tingqal diam.
G21 Blok kosonq
G25 Memanqqil sub program
G27 Instruksi melompat
G40 Kompensasi radius pisau hapus
G45 Penambahan radius pirau
G46 Pengurangan radius pisau
G47 Penambahan radius pisau 2 kali
G48 Penguranqan radius pisau 2 kali
G64 Motor asutan tanpa arus (Fungsi penyetelan)
G65 Pelavanan pita magnet (Fungsi penyetetan)
G66 Pelaksanaan antar aparat dengan RS 232
G72 Siklus pengefraisan kantong
G73 Siklus pemutusan fatal
G74 Siklus penguliran (jalan kiri)
G81 Siklus pemboran tetap
G82 Siklus pemboran tetap dengan tinj diam
G83 Siklus pemboran tetap dengan pembuangantatal
G84 Siklus penquliran
G85 Siklus mereamer tetap
G89 Siklus mereamer tetap denqan tinqqal diam.
G90 Pemroqraman nilai absolut
G91 Pemroqraman nilai inkremental
G92 Penqqeseran titik referensi
Fungsi M
M00 Diam
M03 Spindel frais hidup.searahjarumjam
M05 Spindel frais mat!
M06 Penggeseran alat, radius pisau frais masuk
M17 Kembali ke program pokok
M08 Hubungan keluar
M09 Hubungan keluar
M20 Hubungan keluar
M21 Hubungan keluar
M22 Hubungan keluar
M23 Hubungan keluar
M26 Hubungan keluar- impuls
M30 Program berakhir
M98 Kompensasi kocak / kelonggaran otomatis
M99 Parameter dari interpolasi melingkar (dalam hubungan dengan G02/303)
Tanda Alarm
A00 Salah kode G/M
A01 Salah radius/M99
A02 Salah nilaiZ
A03 Salah nilai F
A04 Salah nilai Z
A05 Tidak ada kode M30
A06 Tidak ada kode M03
A07 Tidak ada arti
A08 Pita habis pada penyimpanan ke kaset
A09 Program tidak ditemukan
A10 Pita kaset dalam pengamanan
A11 Salah pemuatan
A12 Salah pengecekan
A13 Penyetelan inchi/mm dengan memori program penuh
A14 Salah posisi kepala frais / penambahan jalan dengan LOAD ┴ / M atau ┤ / M
A15 Salah nilai Y.
A16 Tidak ada nilai radius pisau frais
A17 Salah sub program
A18 Jalannya kompensasi radius pisau frais lebih kecil dari nol
Mesin CNC Generasi Baru
Operator mesin CNC yang akan memasukkan program pada mesin sebelumnya
harus sudah memahami gambar kerja dari komponen yang akan dibuat pada
mesin tersebut. Gambar kerja biasanya dibuat dengan cara manual atau
dengan computer menggunakan program CAD (Computer Aided Design). Seiring
dengan kemajuan teknologi di bidang computer, maka telah dikembangkan
suatu software yang berisi aplikasi gambar teknik dengan CAD yang sudah
dapat diminta untuk menampilkan program untuk dikerjakan dengan mesin
CNC. Aplikasi program tersebut dikenal dengan sebutan CAM (Computer
Aided
Manufacturing). Software CAM pada umumnya dibuat oleh pabrik yang
membuat mesin CNC dengan tujuan untuk mengoptimalkan kinerja mesin CNC
yang diproduksinya.
Dengan menggunakan software CAM, seorang operator cukup membuat gambar
kerja dari benda yang akan dibuat dengan mesin CNC pada PC. Hasil gambar
kerja dapat dieksekusi secara simulasi untuk melihat pelaksanaan
pengerjaan benda kerja di mesin CNC melalui layer monitor. Apabila
terdapat kekurangan atau kekeliruan, maka dapat diperbaiki tanpa harus
kehilangan bahan. Jika hasil eksekusi simulasi sudah sesuai dengan yang
diharapkan, maka program dilanjutkan dengan eksekusi program mesin.
Program mesin yang sudah jadi dapat langsung dikirim ke mesin CNC
melalui jaringan atau kabel atau ditransfer melalui media rekam.
Masa Depan Mesin CNC
Dengan perkembangan teknologi informasi, maka di masa datang
dimungkinkan input mesin CNC dapat berasal dari gambar kerja manual yang
dibaca melalui scan, kemudian diinterpretasikan oleh PC yang terkoneksi
dengan mesin CNC. Hasil dari pembacaan scan akan diolah oleh software
pada PC menjadi program simulasi berupa CAD/CAM. Selanjutnya hasil
simulasi akan dieksekusi menjadi program mesin CNC yang siap dieksekusi
untuk membuat benda kerja.
Rabu, 30 November 2011
MANUFAKTUR PLASTIK
PENDAHULUAN
Penemuan ebonite atau karet keras, pada tahun 1839 oleh Charles Goodyear dan penemuan seluloid oleh J.W.Hyatt sekitar 1869 merupakan awal perkembangan industry plastic. Pada tahun 1909 bahan paling penting yaitu penol formaldehida dikembangkan oleh kelompk yang dipimpin Dr.L.H.Baekeland. Setelah itu penelitian mengenai bahan sintesis meningkat dengan cepat dan mulai dikembangkan bahan buatan dengan berbagai fisik.
Istilah Plastik mencakup semua bahan sintetik organic yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk dibawah pengaruh tekanan.
Di Indonesia pemakaian plastic disegala bidang meningkat dengan cepat sekitar tahun 1970-an.
BAHAN PLASTIK
Keuntungan dan Keterbatasannya
Keuntungan :
Keterbatasan :
Jenis Plastik
Plastik dapat terbagi menjadi 2 kelompok :
1. Plastik Termoseting
Plastik jenis ini memerlukan panas dengan atau tanpa tekanan dan menghasilkan produk yang tetap keras melalui proses polimerisasi sehingga tidak dapat dilunakkan lagi.
2. Plastik Termoplastik
Plastik jenis ini tidak mengalami perubahan dalam susunan kimia sewaktu dicetak dan tidak akan menjadi keras walaupun ditekan dan dipanaskan. Jenis plastic ini akan tetap lunak pada suhu tinggi namun akan mengeras pada saat didinginkan dan dapat dicairkan berulang-ulang serta dapat dibentuk kembali dengan cara pencetakan injeksi atau tiup, ekstruksi, pembentukan termal dan pengilingan.
Bahan Baku
Berbagai produk pertanian, mineral, dan bahan organic seperti batubara, gas alam, inyak bumi, batu kapur, silica dan belerang merupakan bahan baku plastik.
Pada waktu proses pembuatan ditambahkan seperti zat pewarna, pelarut, pelumas, plastiser, dan bahan pengisi. Bubuk kayu, tepung, kapas, serat kain-kainan, asbes, serbuk logam, grafit, lempung, gelas, dan tanah kresik merupakan bahan pengisi utama.
Bahan pengisi dapat menurunakn harga, menurunkan pengerutan, meningkatkan daya tahan panas, meningkatkan kekuatan impak, dan dapt menghasilkan sifat-sifat lainnya.
BAHAN TERMOSETING
Diantaranya sebagai berikut :
1. Phenol
Dibuat dengan meraksikan penol dengan formaldehida. Sifat bahan keras, kuat dan awet dapat dicetak dengan berbaga kondisi. Digunakan untuk bahan pelapis dan laminating pengikat batu gurinda, dan pengikat logam, dapat dicetak menjadi kotak, tutup botol, tangkai pisau, kotak radio dan TV.
2. Resin Amino
Resin yang terpenting ialah formaldehida urea dan formaldehida-melamin. Digunakan untuk rumah alat peralatan listrik, alat pemutus hubungan listrik, dan kancing.
3. Resin Furan
Berasal dar pengolahan limbah pertanian seperti tongkol jagung dan biji kapas. Digunakan untuk pengikat inti pasir, pengeras campuran.
4. Epoksida
Digunakan untuk pengecoran, pelapisan dan perlindungan bagian-bagian listrik, campuran cat, dan perekat. Mempunyai sifat daya tahan kimia dan stabilitas dimensi yang baik setelah resin diawetkan.
5. Silikon
Bahan dasar silicon. Sifat khasnya yaitu stabillitas, ketahan terhadap suhu tinggi untuk waktu yang lama, kedap air, dan karakteristik suhu rendah dan listrik yang baik.
BAHAN TERMOPLASTIK
Diantaranya sebagai berikut :
1. Selulosa
Produk pengolahan khusus dari serat kapas dan kayu. Sifat yang kuat menjadikan selulosa digunakan untuk mainan anak-anak, knp. Selubung baterai, bulu kuas, panel radio.
2. Polisteren
Digunakan untuk kotak baterai, piring, bagian dari radio, roda gigi, pola untuk pengecoran, kotak es dll.
3. Polietilen
Sifat fleksibel pada suhu rendah dan tinggi, kedap air, tahan terhadap zat kimia, dapat dipatri dan dapat berwarna-warni. Digunakan untuk cetakan es, baki, pencuci film, kain, lembaran pembungkus, botol susu bayi, selang air dll.
4. Resin Akrilik
Sifat mempunyai daya tembus cahaya yang sangat baik, mudah dibuat, dan tahan terhadap kelembaban. Digunakan untuk jendela pesawat terbang, pintu, penutup alat ukur, alat kecantikan dll.
5. Resin Vinil
Sifat jernih dan liat. Digunakan untuk jas hujan, tangki dan produk cetak fleksibel.
6. Karet sintesis
Sifat tahan terhadap bensin, minyak, dan cat, sinar matahari. Digunakan untuk membat selang, hak dan sol sepatu, melapisi tekstil dan lapisan isolasi.
CARA PEMROSESAN
Bahan plastic berbeda dengan satu sama lainnya sehingga memerlukan berbagai cara pemrosesan diantaranya :
1. Pencampuran dan prapembentukan
Plastik yangdigunakan umumnya perlu dicampur dengan zat tertentu untuk memperoleh bentuk yang diinginkan. Bahan termoplastik dipasarkan berbetuk butiran oleh karena itu dicampurkan dalam keadaan kering.
Bahan termoplastik mengalami oembentukan mula mendekati bentuk rongga cetakan. Prapembentukan ini mempunyai berat jenis dan berat yang sama untuk lebih efektif dan efisien.
2. Cetak Tekan
Bahan dimasukan kedalam cetakan logam yang telah dipanaskan, pada waktu cetakan ditutup bahan yang telah lunak akan mengisi rongga cetakan. Bahan yang digunakan dapat berbentuk serbuk atau tablet prabentuk.
3. Cetak Transfer
Pada proses cetak transfer, serbuk termoseting atau benda prabentuk diletakkan pada tempat tersendiri atau dalam ruangan tekanan diatas rongga cetakan, Disini bahan mengalami plastisasi akibat panas dan tekanan dan diinjeksikan kedalam rongga cetakan, sebagai cairan panas, disini beban tersebut akan mengalami pengerasan.
4. Cetak Injeksi Bahan Termoplastik
Bahan termoplastik yang tadinya berbentuk butiran dicairkan lalu diinjeksikan dalam rongga cetakan dimana bahan membeku.
5. Cetak Injeksi Bahan Termoset
Bahan termoset dalam batas-batas tertentu dapat dibentuk dengan cara cetak-jet. Setelah dimodifikasi mesin cetak-injeksi untuk bahan termoplastik dapat diubah untuk keperluan cetak jet.
6. Ekstruksi
Bahan termoplastik butiran atau serbuk bahan dimasukkan kedalam pengumpan dan digerakkan dalam ruang pemanas oleh sekrup spiral.
Untuk bahan termoseting digunakan ram pendorong bahan melalui cetakan. Suatu proses yang dikenal dengan nama pelapisan ekstruksi digunakan secara meluas untuk melapisi kertas kain dan lembaran logam.
7. Cara Rotasi
Pada cetak rotasi suatu cetakan yang berdinding tipis berputar melalui dua sumbu secara serempak. Sumbu pertama dan kedua tegak lurus sesamanya.
Metode serbuk rotasi berbeda dengan proses cetak lainnya karena pada proses cetak lainnya perlu dipanaskan dan tekanan untuk plastisasi resin sedangkan proes serbuk rotasi hanya memerlukan pemanasan cetakan.
8. Pembenaman Dalam Plastik
Pembenaman dapat bersifat melindungi atau mengisolir benda atau dapat juga hanya bersifat membalut benda dengan lapisan plastic yang cerah dengan tujuan pengawetan atau untuk dipamerkan.
9. Cetak Tiup
Cetak tiup terutama dimanfaatkan untuk membuat wadah berdinding tipis dari bahan resin termoplastik. Suatu silinder bahan plastic yang disebut parison diekstruksi secepat mungkin dan dijepit pada ujung cetakan belah.
10. Pembuatan film dan lembaran
Cara yang dapat diterapkan untuk pembuatan film atau lembaran tipis adalah penggilingan, ekstruksi, peniupan dan pengecoran.
Penggilingan (calendering) adalah proses pembuatan lembaran yang tipis dengan cara mendesak bahan termoplastik diantara rol.
11. Pemberian Bentuk dengan Pemanasan
Pemberian bentuk dengan pemanasan dilakukan dengan memanaskan lembaran termoplastik sampai lunak dan kemudian menekankan sehingga mengambil bentuk cetakan. Penekanan dilakukan dengan memanfaatkan tekanan udara yang berbeda atau secara mekanik.
12. Plastik yang Diperkuat
Plastik yang diperkuat dibuat dari resin termoseting dicampur dengan serat atau jaringan serat. Serat tersebut umumnya merupakan serat gelas (gelas fiber), serat asbes atau serat-serat lainnya.
Proses cetakan tertutup menggunakan cetakan yang terdiri dari dua bagian yang umumnya dibuat dari logam.
13. Plastik Berlapis
Plastik berlapis terdiri dari lembaran kertas, tekstil, asbes, kayu atau bahan-bahan sejenis yang dicelupkan atau dilapisi resin terlebih dahulu. Kemudian dijadikan satu dengan pemanasan dan penekanan untuk menghasilkan bhan komersil.
Pada pembuatan produk berlapis, bahan resin dilarutkan dalam pelarut menghasilkan vernis cair.
14. Pengecoran
Bahan termoset yang dicor antara lain adalah phenol, polyester, epoksi dan resin alyl. Yang terakhir saat ini sangat cocok untuk lensa optic dan penggunaan lainnya yang memerlukan plastic yang sangat jernih. Resin ini udah dicor karena memiliki fluiditas yang baik. Selulosa etil dan selulosa asetat butirat, keduanya adalah bahan termoplastik.
CETAKAN UNTUK PLASTIK
Cetakan baik untuk proses kompresi atau proses injeksi dibuat dari baja yang teah mengalami perlakuan panas.
Ada dua jenis cetakan tekan yaitu jenis cetakan tangandan jenis cetakan semi-otomatis dengan desain positif dan sem-positif.
Cetakan injeksi ada 2 bagian yaitu satu bagian yang terpasang dan bagian yang lainnya yang digerakan.
Pada cetakan injeksi terdapat saluran pendingin pada kedua belahan cetakan agar dapat dijaga suhu benda cetak yang uniform yang umumnya dibuat dari bahan temoplastik.
Inti yang diperlukan diletakkan dibelahan cetakan yang dapat bergerak karena penyusutan ada kecenderungan dari produk untuk melekat pada inti.
Penemuan ebonite atau karet keras, pada tahun 1839 oleh Charles Goodyear dan penemuan seluloid oleh J.W.Hyatt sekitar 1869 merupakan awal perkembangan industry plastic. Pada tahun 1909 bahan paling penting yaitu penol formaldehida dikembangkan oleh kelompk yang dipimpin Dr.L.H.Baekeland. Setelah itu penelitian mengenai bahan sintesis meningkat dengan cepat dan mulai dikembangkan bahan buatan dengan berbagai fisik.
Istilah Plastik mencakup semua bahan sintetik organic yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk dibawah pengaruh tekanan.
Di Indonesia pemakaian plastic disegala bidang meningkat dengan cepat sekitar tahun 1970-an.
BAHAN PLASTIK
Keuntungan dan Keterbatasannya
Keuntungan :
- Untuk membuat produk dengan dimensi bertoleransi ketat dan penyelesaian permukaan yang baik.
- Ringan, tahan kelembaban dan tahan korosi, serta memiliki kekuatan dielektrik yang baik.
- Bening ataupun berwarna, dapat menyerap getaran dan bunyi
- Lebih mudah dibentuk dibandingkan logam
Keterbatasan :
- Kekuatannya rendah, tidak tahan panas, stabilitas dimensi rendah dan harga relative tinggi
- Plastic lebih lunak,tidak ulet, mudah rusak pada suhu rendah
- Mudah terbakar atau lapuk dibawah pengaruh sinar matahari.
Jenis Plastik
Plastik dapat terbagi menjadi 2 kelompok :
1. Plastik Termoseting
Plastik jenis ini memerlukan panas dengan atau tanpa tekanan dan menghasilkan produk yang tetap keras melalui proses polimerisasi sehingga tidak dapat dilunakkan lagi.
2. Plastik Termoplastik
Plastik jenis ini tidak mengalami perubahan dalam susunan kimia sewaktu dicetak dan tidak akan menjadi keras walaupun ditekan dan dipanaskan. Jenis plastic ini akan tetap lunak pada suhu tinggi namun akan mengeras pada saat didinginkan dan dapat dicairkan berulang-ulang serta dapat dibentuk kembali dengan cara pencetakan injeksi atau tiup, ekstruksi, pembentukan termal dan pengilingan.
Bahan Baku
Berbagai produk pertanian, mineral, dan bahan organic seperti batubara, gas alam, inyak bumi, batu kapur, silica dan belerang merupakan bahan baku plastik.
Pada waktu proses pembuatan ditambahkan seperti zat pewarna, pelarut, pelumas, plastiser, dan bahan pengisi. Bubuk kayu, tepung, kapas, serat kain-kainan, asbes, serbuk logam, grafit, lempung, gelas, dan tanah kresik merupakan bahan pengisi utama.
Bahan pengisi dapat menurunakn harga, menurunkan pengerutan, meningkatkan daya tahan panas, meningkatkan kekuatan impak, dan dapt menghasilkan sifat-sifat lainnya.
BAHAN TERMOSETING
Diantaranya sebagai berikut :
1. Phenol
Dibuat dengan meraksikan penol dengan formaldehida. Sifat bahan keras, kuat dan awet dapat dicetak dengan berbaga kondisi. Digunakan untuk bahan pelapis dan laminating pengikat batu gurinda, dan pengikat logam, dapat dicetak menjadi kotak, tutup botol, tangkai pisau, kotak radio dan TV.
2. Resin Amino
Resin yang terpenting ialah formaldehida urea dan formaldehida-melamin. Digunakan untuk rumah alat peralatan listrik, alat pemutus hubungan listrik, dan kancing.
3. Resin Furan
Berasal dar pengolahan limbah pertanian seperti tongkol jagung dan biji kapas. Digunakan untuk pengikat inti pasir, pengeras campuran.
4. Epoksida
Digunakan untuk pengecoran, pelapisan dan perlindungan bagian-bagian listrik, campuran cat, dan perekat. Mempunyai sifat daya tahan kimia dan stabilitas dimensi yang baik setelah resin diawetkan.
5. Silikon
Bahan dasar silicon. Sifat khasnya yaitu stabillitas, ketahan terhadap suhu tinggi untuk waktu yang lama, kedap air, dan karakteristik suhu rendah dan listrik yang baik.
BAHAN TERMOPLASTIK
Diantaranya sebagai berikut :
1. Selulosa
Produk pengolahan khusus dari serat kapas dan kayu. Sifat yang kuat menjadikan selulosa digunakan untuk mainan anak-anak, knp. Selubung baterai, bulu kuas, panel radio.
2. Polisteren
Digunakan untuk kotak baterai, piring, bagian dari radio, roda gigi, pola untuk pengecoran, kotak es dll.
3. Polietilen
Sifat fleksibel pada suhu rendah dan tinggi, kedap air, tahan terhadap zat kimia, dapat dipatri dan dapat berwarna-warni. Digunakan untuk cetakan es, baki, pencuci film, kain, lembaran pembungkus, botol susu bayi, selang air dll.
4. Resin Akrilik
Sifat mempunyai daya tembus cahaya yang sangat baik, mudah dibuat, dan tahan terhadap kelembaban. Digunakan untuk jendela pesawat terbang, pintu, penutup alat ukur, alat kecantikan dll.
5. Resin Vinil
Sifat jernih dan liat. Digunakan untuk jas hujan, tangki dan produk cetak fleksibel.
6. Karet sintesis
Sifat tahan terhadap bensin, minyak, dan cat, sinar matahari. Digunakan untuk membat selang, hak dan sol sepatu, melapisi tekstil dan lapisan isolasi.
CARA PEMROSESAN
Bahan plastic berbeda dengan satu sama lainnya sehingga memerlukan berbagai cara pemrosesan diantaranya :
1. Pencampuran dan prapembentukan
Plastik yangdigunakan umumnya perlu dicampur dengan zat tertentu untuk memperoleh bentuk yang diinginkan. Bahan termoplastik dipasarkan berbetuk butiran oleh karena itu dicampurkan dalam keadaan kering.
Bahan termoplastik mengalami oembentukan mula mendekati bentuk rongga cetakan. Prapembentukan ini mempunyai berat jenis dan berat yang sama untuk lebih efektif dan efisien.
2. Cetak Tekan
Bahan dimasukan kedalam cetakan logam yang telah dipanaskan, pada waktu cetakan ditutup bahan yang telah lunak akan mengisi rongga cetakan. Bahan yang digunakan dapat berbentuk serbuk atau tablet prabentuk.
3. Cetak Transfer
Pada proses cetak transfer, serbuk termoseting atau benda prabentuk diletakkan pada tempat tersendiri atau dalam ruangan tekanan diatas rongga cetakan, Disini bahan mengalami plastisasi akibat panas dan tekanan dan diinjeksikan kedalam rongga cetakan, sebagai cairan panas, disini beban tersebut akan mengalami pengerasan.
4. Cetak Injeksi Bahan Termoplastik
Bahan termoplastik yang tadinya berbentuk butiran dicairkan lalu diinjeksikan dalam rongga cetakan dimana bahan membeku.
5. Cetak Injeksi Bahan Termoset
Bahan termoset dalam batas-batas tertentu dapat dibentuk dengan cara cetak-jet. Setelah dimodifikasi mesin cetak-injeksi untuk bahan termoplastik dapat diubah untuk keperluan cetak jet.
6. Ekstruksi
Bahan termoplastik butiran atau serbuk bahan dimasukkan kedalam pengumpan dan digerakkan dalam ruang pemanas oleh sekrup spiral.
Untuk bahan termoseting digunakan ram pendorong bahan melalui cetakan. Suatu proses yang dikenal dengan nama pelapisan ekstruksi digunakan secara meluas untuk melapisi kertas kain dan lembaran logam.
7. Cara Rotasi
Pada cetak rotasi suatu cetakan yang berdinding tipis berputar melalui dua sumbu secara serempak. Sumbu pertama dan kedua tegak lurus sesamanya.
Metode serbuk rotasi berbeda dengan proses cetak lainnya karena pada proses cetak lainnya perlu dipanaskan dan tekanan untuk plastisasi resin sedangkan proes serbuk rotasi hanya memerlukan pemanasan cetakan.
8. Pembenaman Dalam Plastik
Pembenaman dapat bersifat melindungi atau mengisolir benda atau dapat juga hanya bersifat membalut benda dengan lapisan plastic yang cerah dengan tujuan pengawetan atau untuk dipamerkan.
9. Cetak Tiup
Cetak tiup terutama dimanfaatkan untuk membuat wadah berdinding tipis dari bahan resin termoplastik. Suatu silinder bahan plastic yang disebut parison diekstruksi secepat mungkin dan dijepit pada ujung cetakan belah.
10. Pembuatan film dan lembaran
Cara yang dapat diterapkan untuk pembuatan film atau lembaran tipis adalah penggilingan, ekstruksi, peniupan dan pengecoran.
Penggilingan (calendering) adalah proses pembuatan lembaran yang tipis dengan cara mendesak bahan termoplastik diantara rol.
11. Pemberian Bentuk dengan Pemanasan
Pemberian bentuk dengan pemanasan dilakukan dengan memanaskan lembaran termoplastik sampai lunak dan kemudian menekankan sehingga mengambil bentuk cetakan. Penekanan dilakukan dengan memanfaatkan tekanan udara yang berbeda atau secara mekanik.
12. Plastik yang Diperkuat
Plastik yang diperkuat dibuat dari resin termoseting dicampur dengan serat atau jaringan serat. Serat tersebut umumnya merupakan serat gelas (gelas fiber), serat asbes atau serat-serat lainnya.
Proses cetakan tertutup menggunakan cetakan yang terdiri dari dua bagian yang umumnya dibuat dari logam.
13. Plastik Berlapis
Plastik berlapis terdiri dari lembaran kertas, tekstil, asbes, kayu atau bahan-bahan sejenis yang dicelupkan atau dilapisi resin terlebih dahulu. Kemudian dijadikan satu dengan pemanasan dan penekanan untuk menghasilkan bhan komersil.
Pada pembuatan produk berlapis, bahan resin dilarutkan dalam pelarut menghasilkan vernis cair.
14. Pengecoran
Bahan termoset yang dicor antara lain adalah phenol, polyester, epoksi dan resin alyl. Yang terakhir saat ini sangat cocok untuk lensa optic dan penggunaan lainnya yang memerlukan plastic yang sangat jernih. Resin ini udah dicor karena memiliki fluiditas yang baik. Selulosa etil dan selulosa asetat butirat, keduanya adalah bahan termoplastik.
CETAKAN UNTUK PLASTIK
Cetakan baik untuk proses kompresi atau proses injeksi dibuat dari baja yang teah mengalami perlakuan panas.
Ada dua jenis cetakan tekan yaitu jenis cetakan tangandan jenis cetakan semi-otomatis dengan desain positif dan sem-positif.
Cetakan injeksi ada 2 bagian yaitu satu bagian yang terpasang dan bagian yang lainnya yang digerakan.
Pada cetakan injeksi terdapat saluran pendingin pada kedua belahan cetakan agar dapat dijaga suhu benda cetak yang uniform yang umumnya dibuat dari bahan temoplastik.
Inti yang diperlukan diletakkan dibelahan cetakan yang dapat bergerak karena penyusutan ada kecenderungan dari produk untuk melekat pada inti.
MESIN FRAIS / MILLING
Pengerjaan logam dalam dunia manufacturing ada beberapa macam, mulai
dari pengerjaan panas, pengerjaan dingin hingga pengerjaan logam secara
mekanis.
Pengerjaan mekanis logam biasanya digunakan untuk pengerjaan lanjutan maupun pengerjaan finishing, sehingga dalam pengerjaan mekanis dikenal beberapa prinsip pengerjaan, salah satunya adalah pengerjaan perataan permukaan dengan menggunakan mesin Frais atau biasa juga disebut mesin Milling.
Mesin milling adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang dikehendaki.
Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin mata milling agar tidak cepat aus.
Proses milling adalah proses yang menghasilkan chips (beram). Milling menghasilkan permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang ditentukan dan kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan.
Proses kerja pada pengerjaan dengan mesin milling dimulai dengan mencekam benda kerja (gambar 1), kemudian dilanjutkan dengan pemotongan dengan alat potong yang disebut cutter (gambar 2), dan akhirnya benda kerja akan berubah ukuran maupun bentuknya (gambar 3).
4.2.2. Prinsip kerja mesin milling
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling.
Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
4.2.3. Jenis-jenis mesin milling
Penggolongan mesin milling menurut jenisnya penamaannya disesuaikan dengan posisi spindel utamanya dan fungsi pembuatan produknya, ada beberapa jenis mesin milling dalam dunia manufacturing antara lain:
1. Mesin Milling Horizontal
Mesin milling jenis ini mempunyai pemasangan spindel dengan arah horizontal dan digunakan untuk melakukan pemotongan benda kerja dengan arah mendatar.
2. Mesin Milling Vertikal
Kebalikan dengan mesin milling horizontal, pada mesin milling ini pemasangan spindel-nya pada kepala mesin adalah vertikal, pada mesin milling jenis ini ada beberapa macam menurut tipe kepalanya, ada tipe kepala tetap, tipe kepala yang dapat dimiringkan dan type kepala bergerak. Kombinasi dari dua type kepala ini dapat digunakan untuk membuat variasi pengerjaan pengefraisan dengan sudut tertentu.
3. Mesin Milling Universal
Mesin milling ini mempunyai fungsi bermacam-macam sesuai dengan prinsipnya, seperti :
a. Frais muka
b. Frais spiral
c. Frais datar
d. Pemotongan roda gigi
e. Pengeboran
f. Reaming
g. Boring
h. Pembuatan celah
4. Plano Milling
Untuk benda kerja yang besar dan berat.
5. Surface Milling
Untuk produksi massal, kepala spindel dan cutter dinaikturunkan.
6. Tread Milling
Untuk pembuatan ulir.
7. Gear Milling
Untuk pembuatan roda gigi.
8. Copy Milling
Untuk pembuatan benda kerja yang mempunyai bentuk tidak beraturan.
4.2.4. Gerakan dalam mesin milling
Pekerjaan dengan mesin milling harus selalu mempunyai 3 gerakan kerja.
1. Gerakan Pemotongan
Sisi potong cutter yang dibuat berbentuk bulat dan berputar dengan pusat sumbu utama.
2. Gerakan Pemakanan
Benda kerja digerakkan sepanjang ukuran yang akan dipotong dan digerakkan mendatar searah gerakan yang dipunyai oleh alas.
3. Gerakan Penyetelan
Gerakan untuk mengatur posisi pemakanan, kedalaman pemakanan, dan pengembalian, untuk memungkinkan benda kerja masuk ke dalam sisi potong cutter, gerakan ini dapat juga disebut gerakan pengikatan
4.2.5. Bagian Utama Mesin Milling
Bagian utama mesin milling meliputi beberapa bagian seperti di belakang
4.2.6. Cutter
4.2.6.1 Type Cutter
Cutter pada mesin milling mempunyai bentuk silindris, berputar pada sumbunya dan dilengkapi dengan gigi melingkar yang seragam.
Keuntungan cutter dibanding dengan pahat bubut dan pahat ketam adalah setiap sisi potong dari pisau frais mengenai benda kerja hanya dalam waktu yang pendek pada proses pemotongan selama 1 putaran pisau frais dan pendinginannya pada waktu sisi potong mengenai benda kerja, maka hasilnya cutter frais akan lebih tahan lama.
Cutter biasanya terbuat dari HSS maupun Carbide Tripped. Gigi cutter ada yang lurus maupun ada yang mempunyai sudut, untuk yang bersudut (helix angle) dapat mengarah ke kanan dan ke kiri.
Ada beberapa jenis cutter seperti misalnya :
a. Plain Mill Cutter
Digunakan untuk pengefraisan horizontal dari permukaan datar.
b. Shell End Mill Cutter
Pemotongan dengan menggunakan sisi muka, digunakan untuk pengefraisan dua permukaan yang tegak lurus. Pada cutter ini panjangnya lebih besar dari diameternya dan hal yang harus diingat adalah tidak boleh memasang cutter ini terbalik.
c. Face Mill Cutter
Digunakan untuk pengefraisan ringan (pemakanan kecil). Pisau ini pendek dan mempunyai sisi potong pada bagian yang melingkar dan bagian sisi mukanya, seperti shell mill cutter. Dalam jenis ini ada yang disebut Carbide Tipped.
Face mill cutter, keistimewaan pisau ini adalah tentang kemudahan penggantian sisi potongnya.
d. End Mill Cutter
4.2.6. Pengerjaan pada mesin milling
a. Pengefraisan Sisi, adalah pengefraisan dimana pisau sejajar dengan permukaan benda kerja.
b. Pegefraisan Muka, adalah pengefraisan dimana sumbu pisau tegak lurus dengan permukaan benda kerja.
4.2.7. Metode pengefraisan
a. Climb Mill
Merupakan cara pengefraisan dimana putaran cutter searah dengan gerakan benda kerja. Gaya potong menarik benda kerja ke dalam cutter sehingga faktor kerusakan pahat akan lebih besar. Hanya mesin yang mempunyai alat pengukur keregangan diperbolehkan memakai metode pemotongan ini.
b. Conventional Milling
Merupakan pengefraisan dimana putaran cutter berlawanan arah dengan gerakan benda kerja, pemotongan ini dimulai dengan beram yang tipis dan metode ini digunakan untuk semua jenis mesin frais.
4.3. Alat dan Bahan
a. Milling machine (mesin frais)
b. Jangka sorong / kaliper
c. Pahat alas
d. Kuas
e. Coolant (pendingin)
f. Palu plastik
g. Stopwatch
h. Mistar siku
i. Kikir
j. Kunci tanggem
4.4. Cara Kerja
1. Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dan benda kerja.
2. Mengukur benda kerja dengan menggunakan kaliper dan menghaluskan sedikit permukaannya dengan menggunakan kikir.
3. Mengatur putaran spindel yang sesuai untuk jenis benda kerja.
4. Menempatkan benda kerja yang akan difrais pada meja kerja.
5. Mencari titik permukaan/titik nol dan kemudian melakukan pemakanan untuk masing–masing sisi. Saat pemakanan dilakukan, mata pahat dan benda kerja diberi pendingin, sehingga benda kerja tidak mengeluarkan asap ( benda kerja panas ).
6. Mengatur ketebalan pemakanan.
7. Mencatat waktu yang diperlukan untuk satu kali pemakanan.
8. Mencatat keadaan akhir benda kerja.
Pengerjaan mekanis logam biasanya digunakan untuk pengerjaan lanjutan maupun pengerjaan finishing, sehingga dalam pengerjaan mekanis dikenal beberapa prinsip pengerjaan, salah satunya adalah pengerjaan perataan permukaan dengan menggunakan mesin Frais atau biasa juga disebut mesin Milling.
Mesin milling adalah mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena selain mampu memesin permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga berguna untuk menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang dikehendaki.
Mesin milling dapat menghasilkan permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi proses ini membutuhkan pelumas berupa oli yang berguna untuk pendingin mata milling agar tidak cepat aus.
Proses milling adalah proses yang menghasilkan chips (beram). Milling menghasilkan permukaan yang datar atau berbentuk profil pada ukuran yang ditentukan dan kehalusan atau kualitas permukaan yang ditentukan.
Proses kerja pada pengerjaan dengan mesin milling dimulai dengan mencekam benda kerja (gambar 1), kemudian dilanjutkan dengan pemotongan dengan alat potong yang disebut cutter (gambar 2), dan akhirnya benda kerja akan berubah ukuran maupun bentuknya (gambar 3).
4.2.2. Prinsip kerja mesin milling
Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan melalui suatu transmisi untuk menghasilkan gerakan putar pada spindel mesin milling.
Spindel mesin milling adalah bagian dari sistem utama mesin milling yang bertugas untuk memegang dan memutar cutter hingga menghasilkan putaran atau gerakan pemotongan.
Gerakan pemotongan pada cutter jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi gesekan/tabrakan sehingga akan menghasilkan pemotongan pada bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun cutter mempunyai kekerasan diatas kekerasan benda kerja.
4.2.3. Jenis-jenis mesin milling
Penggolongan mesin milling menurut jenisnya penamaannya disesuaikan dengan posisi spindel utamanya dan fungsi pembuatan produknya, ada beberapa jenis mesin milling dalam dunia manufacturing antara lain:
1. Mesin Milling Horizontal
Mesin milling jenis ini mempunyai pemasangan spindel dengan arah horizontal dan digunakan untuk melakukan pemotongan benda kerja dengan arah mendatar.
2. Mesin Milling Vertikal
Kebalikan dengan mesin milling horizontal, pada mesin milling ini pemasangan spindel-nya pada kepala mesin adalah vertikal, pada mesin milling jenis ini ada beberapa macam menurut tipe kepalanya, ada tipe kepala tetap, tipe kepala yang dapat dimiringkan dan type kepala bergerak. Kombinasi dari dua type kepala ini dapat digunakan untuk membuat variasi pengerjaan pengefraisan dengan sudut tertentu.
3. Mesin Milling Universal
Mesin milling ini mempunyai fungsi bermacam-macam sesuai dengan prinsipnya, seperti :
a. Frais muka
b. Frais spiral
c. Frais datar
d. Pemotongan roda gigi
e. Pengeboran
f. Reaming
g. Boring
h. Pembuatan celah
4. Plano Milling
Untuk benda kerja yang besar dan berat.
5. Surface Milling
Untuk produksi massal, kepala spindel dan cutter dinaikturunkan.
6. Tread Milling
Untuk pembuatan ulir.
7. Gear Milling
Untuk pembuatan roda gigi.
8. Copy Milling
Untuk pembuatan benda kerja yang mempunyai bentuk tidak beraturan.
4.2.4. Gerakan dalam mesin milling
Pekerjaan dengan mesin milling harus selalu mempunyai 3 gerakan kerja.
1. Gerakan Pemotongan
Sisi potong cutter yang dibuat berbentuk bulat dan berputar dengan pusat sumbu utama.
2. Gerakan Pemakanan
Benda kerja digerakkan sepanjang ukuran yang akan dipotong dan digerakkan mendatar searah gerakan yang dipunyai oleh alas.
3. Gerakan Penyetelan
Gerakan untuk mengatur posisi pemakanan, kedalaman pemakanan, dan pengembalian, untuk memungkinkan benda kerja masuk ke dalam sisi potong cutter, gerakan ini dapat juga disebut gerakan pengikatan
4.2.5. Bagian Utama Mesin Milling
Bagian utama mesin milling meliputi beberapa bagian seperti di belakang
4.2.6. Cutter
4.2.6.1 Type Cutter
Cutter pada mesin milling mempunyai bentuk silindris, berputar pada sumbunya dan dilengkapi dengan gigi melingkar yang seragam.
Keuntungan cutter dibanding dengan pahat bubut dan pahat ketam adalah setiap sisi potong dari pisau frais mengenai benda kerja hanya dalam waktu yang pendek pada proses pemotongan selama 1 putaran pisau frais dan pendinginannya pada waktu sisi potong mengenai benda kerja, maka hasilnya cutter frais akan lebih tahan lama.
Cutter biasanya terbuat dari HSS maupun Carbide Tripped. Gigi cutter ada yang lurus maupun ada yang mempunyai sudut, untuk yang bersudut (helix angle) dapat mengarah ke kanan dan ke kiri.
Ada beberapa jenis cutter seperti misalnya :
a. Plain Mill Cutter
Digunakan untuk pengefraisan horizontal dari permukaan datar.
b. Shell End Mill Cutter
Pemotongan dengan menggunakan sisi muka, digunakan untuk pengefraisan dua permukaan yang tegak lurus. Pada cutter ini panjangnya lebih besar dari diameternya dan hal yang harus diingat adalah tidak boleh memasang cutter ini terbalik.
c. Face Mill Cutter
Digunakan untuk pengefraisan ringan (pemakanan kecil). Pisau ini pendek dan mempunyai sisi potong pada bagian yang melingkar dan bagian sisi mukanya, seperti shell mill cutter. Dalam jenis ini ada yang disebut Carbide Tipped.
Face mill cutter, keistimewaan pisau ini adalah tentang kemudahan penggantian sisi potongnya.
d. End Mill Cutter
4.2.6. Pengerjaan pada mesin milling
a. Pengefraisan Sisi, adalah pengefraisan dimana pisau sejajar dengan permukaan benda kerja.
b. Pegefraisan Muka, adalah pengefraisan dimana sumbu pisau tegak lurus dengan permukaan benda kerja.
4.2.7. Metode pengefraisan
a. Climb Mill
Merupakan cara pengefraisan dimana putaran cutter searah dengan gerakan benda kerja. Gaya potong menarik benda kerja ke dalam cutter sehingga faktor kerusakan pahat akan lebih besar. Hanya mesin yang mempunyai alat pengukur keregangan diperbolehkan memakai metode pemotongan ini.
b. Conventional Milling
Merupakan pengefraisan dimana putaran cutter berlawanan arah dengan gerakan benda kerja, pemotongan ini dimulai dengan beram yang tipis dan metode ini digunakan untuk semua jenis mesin frais.
4.3. Alat dan Bahan
a. Milling machine (mesin frais)
b. Jangka sorong / kaliper
c. Pahat alas
d. Kuas
e. Coolant (pendingin)
f. Palu plastik
g. Stopwatch
h. Mistar siku
i. Kikir
j. Kunci tanggem
4.4. Cara Kerja
1. Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dan benda kerja.
2. Mengukur benda kerja dengan menggunakan kaliper dan menghaluskan sedikit permukaannya dengan menggunakan kikir.
3. Mengatur putaran spindel yang sesuai untuk jenis benda kerja.
4. Menempatkan benda kerja yang akan difrais pada meja kerja.
5. Mencari titik permukaan/titik nol dan kemudian melakukan pemakanan untuk masing–masing sisi. Saat pemakanan dilakukan, mata pahat dan benda kerja diberi pendingin, sehingga benda kerja tidak mengeluarkan asap ( benda kerja panas ).
6. Mengatur ketebalan pemakanan.
7. Mencatat waktu yang diperlukan untuk satu kali pemakanan.
8. Mencatat keadaan akhir benda kerja.
Sabtu, 19 November 2011
Contoh Masalah-Masalah Sosial Yang Ada Didalam Masyarakat#
Menurut pandangan saya
mungkin permasalahannya adalah ketika norma dalam masyarakatnya di langgar atau
tidak adanya hubungan yang harmonis, banyak faktor-faktor yang menjadi
permasalahannya seperti contohnya kekerasan (perkelahian antara tetangga),
kriminal (perampokan), perselingkuhan rumah tangga yang berujung (kekerasan
internal), kemiskinan (banyak penganguran), kesehatan (gizi buruk), pendidikan
(angka kebodohan meningkat), lapangan pekerjaan (pengangguran), agama (sikap
fanatik berlebihan), kebodohan (pendidikan yang kurang merata), pungutan liar
(pemalakan atau pemaksaan pungutan biaya), tuna wisma (tidak mempunyai tempat
tinggal tetap), penggusuran (pemukiman masyarakat yang tidak mempunyai
surat-surat tanah lengkap, yang didasarkan oleh si pemilik tanah yang berbohong
mengakui itu miliknya, sehingga berujung kepada penolakan dan masyarakat akan
berakibat bentrok, kebakaran (banyak kerugian yang didapat karena pemukiman
hangus terlalap si jago merah, bencana alam (longsor, banjir, kebakaran, dan
lain-lain), kenaikan sembako (rakyat miskin menjadi sulit mengkonsumsi
makanan), dan menurut faktor pandangan terakhir saya yaitu pemimpin yang benar
(bisa mengatur dan menjalankan keharusan tugasnya mensejahterakan semua
masyarakat terutama rakyat miskin menjadi lebih baik dari tahun-tahun
sebelumnya).
Minggu, 13 November 2011
Masalah-Masalah Sosial Yang Ada Didalam Masyarakat#
Pengertian masalah sosial
adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat,
yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara
unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat. Masalah sosial muncul
akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan
realita yang ada. Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses
sosial dan bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh
lembaga yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah,
organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor,
yakni antara lain :
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
1. Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll.
2. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll.
3. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb.
4. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb.
1. Faktor Ekonomi, faktor ini merupakan
faktor terbesar terjadinya masalah sosial. Apalagi setelah terjadinya krisis
global PHK mulai terjadi di mana-mana dan bisa memicu tindak kriminal karena
orang sudah sulit mencari pekerjaan.
2.Faktor Budaya, Kenakalan remaja menjadi
masalah sosial yang sampai saat ini sulit dihilangkan karena remaja sekarang
suka mencoba hal-hal baru yang berdampak negatif seperti narkoba, padahal
remaja adalah aset terbesar suatu bangsa merekalah yang meneruskan perjuangan
yang telah dibangun sejak dahulu.
3.Faktor Biologis, Penyakit menular bisa
menimbulkan masalah sosial bila penyakit tersebut sudah menyebar disuatu
wilayah atau menjadi pandemik.
4.Faktor Psikologis, Aliran sesat sudah banyak
terjadi di Indonesia dan meresahkan masyarakat walaupun sudah banyak yang
ditangkap dan dibubarkan tapi aliran serupa masih banyak bermunculan di
masyarakat sampai saat ini.
Masalah sosial menemui
pengertiaannya sebagai sebuah kondisi yang tidak diharapkan dan dianggap dapat
merugikan kehidupan sosial serta bertentangan dengan standar sosial yang telah
disepakati. Keberadaan masalah sosial ditengah kehidupan masyarakat dapat
diketahui secara cermat melalui beberapa proses dan tahapan analitis, yang
salah satunya berupa tahapan diagnosis. Dalam mendiagnosis masalah sosial
diperlukan sebuah pendekatan sebagai perangkat untuk membaca aspek masalah
secara konseptual. Eitzen membedakan adanya dua pendekatan yaitu person blame approach
dan system blame approach.
Person blame approach merupakan suatu
pendekatan untuk memahami masalah sosial pada level individu. Diagnosis masalah
menempatkan individu sebagai unit analisanya. Sumber masalah sosial dilihat
dari faktor-faktor yang melekat pada individu yang menyandang masalah. Melalui
diagnosis tersebut lantas bisa ditemukan faktor penyebabnya yang mungkin
berasal dari kondisi fisik, psikis maupun proses sosialisasinya.
Sedang pendekatan kedua system
blame approach merupakan unit analisis untuk memahami sumber masalah pada level
sistem. Pendekatan ini mempunyai asumsi bahwa sistem dan struktur sosial lebih
dominan dalam kehidupan bermasyarakat. Individu sebagai warga masyarakat tunduk
dan dikontrol oleh sistem. Selaras dengan itu, masalah sosial terjadi oleh
karena sistem yang berlaku didalamnya kurang mampu dalam mengantisipasi
perubahan-perubahan yang terjadi, termasuk penyesuaian antar komponen dan unsur
dalam sistem itu sendiri.
Dari kedua pendekatan
tersebut dapat diketahui, bahwa sumber masalah dapat ditelusuri dari
”kesalahan" individu dan "kesalahan" sistem. Mengintegrasikan
kedua pendekatan tersebut akan sangat berguna dalam rangka melacak akar masalah
untuk kemudian dicarikan pemecahannya. Untuk mendiagnosis masalah pengangguran
misalnya, secara lebih komprehensif tidak cukup dilihat dari faktor yang
melekat pada diri penganggur saja seperti kurang inovatif atau malas mencari
peluang, akan tetapi juga perlu dilihat sumbernya masalahnya dari level sistem
baik sistem pendidikan, sistem produksi dan sistem perokonomian atau bahkan
sistem sosial politik pada tingkat yang lebih luas.
Anak jalanan: Dilema? Sebenarnya isltilah anak jalanan pertama kali
diperkenalkan di Amerika Selatan atau Brazilia yang digunakan bagi kelompok
anak-anak yang hidup dijalanan umumnya sudah tidak memiliki ikatan tali dengan
keluarganya. Anak-anak pada kategori ini pada umumnya sudah terlibat pada
aktivitas-aktivitas yang berbau criminal. Kelompok ini juga disebut dalam
istilah kriminologi sebagai anak-anak dilinguent. Istilah ini menjadi rancu
ketika dicoba digunakan di negara berkembang lainnya yang pada umumnya mereka
masih memiliki ikatan dengan keluarga. UNICEF kemudian menggunakan istilah
hidup dijalanan bagi mereka yang sudah tidak memiliki ikatan keluarga, bekerja
dijalanan bagi mereka yang masih memiliki ikatan dengan keluarga. Di Amerika
Serikat juga dikenal istilah Runauay children yang digunakan bagi anak-anak
yang lari dari orang tuanya.
Walaupun pengertian anak
jalanan memiliki konotasi yang negatif di beberapa negara, namun pada dasarnya
dapat juga diartikan sebagai anak-anak yang bekerja dijalanan yang bukan hanya
sekedar bekerja di sela-sela waktu luang untuk mendapatkan penghasilan,
melainkan anak yang karena pekerjaannya maka mereka tidak dapat tumbuh dan
berkembang secara wajar baik secara jasmnai, rohani dan intelektualnya. Hal ini
disebabkan antara lain karena jam kerja panjang, beban pekerjaan, lingkungan
kerja dan lain sebagainya.
Anak jalanan ini
pada umumnya bekerja pada sector informal. Phenomena munculnya anak jalanan ini
bukanlah karena adanya transformasi system social ekonomi dan masyarakat
pertanian ke masyarakat pra-industri atau karena proses industrialisasi.
Phenomena ini muncul dalam bentuk yang sangat eksploratif bersama dengan adanya
transformasi social ekonomi masyarakat industrialsasi menuju masyarakat yang
kapitalistik.
Kaum marjinal ini
selanjutnya mengalami distorsi nilai, diantaranta nilai tentang anak. Anak,
dengan demikian bukan hanya dipandang sebagai beban, tetapi sekaligus dipandang
sebagai factor ekonomi yang bisa dipakai untuk mengatasi masalah ekonomi
keluarga. Dengan demikian, nilai anak dalam pandangan orang tua atau keluarga
tidak lagi dilihat dalam kacamata pendidikan, tetapi dalam kepentingan ekonomi.
Sementara itu, nilai pendidikan dan kasih saying semakin menurun. Anak
dimotivasi untuk bekerja dan menghasilkan uang.
Dalam konteks permasalahan anak jalanan, masalah kemiskinan
dianggap sebagai penyebab utama timbalnya anak jalanan ini. Hal ini dapat
ditemukan dari latar belakang geografis, social ekonomi anak yang memang datang
dari daerah-daerah dan keluarga miskin di pedesaan maupun kantong kumuh
perkotaan. Namun, mengapa mereka tetap bertahan, dan terus saja berdatangan
sejalan dengan pesatnya laju pembangunan?
Ada banyak teori
yang bisa menejlaskan kontradiksi-kontradiksi antara pembangunan dan
keadilan-pemerataan, desa dan kota, kutub besar dan kutub kecil, sehingga lebih
jauh bia terpetakan lebih jela persoalan hak asasi anak. Meskipun demikian,
kemiskinan bukanlah satu-satunya factor penyebab timbulnya masalah anak
jalanan. Dengan demikian, adanya sementara anggapan bahwa masalah anak jalanan
akan hilang dengan sendirinya bila permasalahan kemiskinan ini telah dapat
diatasi, merupakan pandangan keliru.
Masyarakat Dan Negara
Kenyataan paling mendasar
dalam kehidupan sosial adalah bahwa masyarakat terbentuk dalam suatu bangunan
struktur. Melalui bangunan struktural tertentu maka dimungkinkan beberapa
individu mempunyai kekuasaan, kesempatan dan peluang yang lebih baik dari
individu yang lain. Dari hal tersebut dapat dimengerti apabila kalangan
tertentu dapat memperoleh manfaat yang lebih besar dari kondisi sosial yang ada
sekaligus memungkinkan terpenuhinya segala bentuk kebutuhan, sementara dipihak
lain masih banyak yang kekurangan.
Masalah sosial sebagai kondisi yang
dapat menghambat perwujudan kesejahteraan sosial pada gilirannya selalu
mendorong adanya tindakan untuk melakukan perubahan dan perbaikan. Dalam
konteks tersebut, upaya pemecahan sosial dapat dibedakan antara upaya pemecahan
berbasis negara dan berbasis masyarakat. Negara merupakan pihak yang sepatutnya
responsif terhadap keberadaan masalah sosial. Perwujudan kesejahteraan setiap
warganya merupakan tanggung jawab sekaligus peran vital bagi keberlangsungan
negara. Di lain pihak masyarakat sendiri juga perlu responsif terhadap masalah
sosial jika menghendaki kondisi kehidupan berkembang ke arah yang semakin baik.
Cara Penyelesaiannya
Salah satu bentuk rumusan
tindakan negara untuk memecahkan masalah sosial adalah melalui kebijakan
sosial. Suatu kebijakan akan dapat dirumuskan dengan baik apabila didasarkan
pada data dan informasi yang akurat. Apabila studi masalah sosial dapat
memberikan informasi yang lengkap dan akurat maka bararti telah memberikan
kontribusi bagi perumusan kebijakan sosial yang baik, sehingga bila
diimplementasikan akan mampu menghasilkan pemecahan masalah yang efektif.
Upaya pemecahan sosial
sebagai muara penanganan sosial juga dapat berupa suatu tindakan bersama oleh
masyarakat untuk mewujudkan suatu perubahan yang sesuai yang diharapkan. Dalam
teorinya Kotler mengatakan, bahwa manusia dapat memperbaiki kondisi kehidupan
sosialnya dengan jalan mengorganisir tindakan kolektif. Tindakan kolektif dapat
dilakukan oleh masyarakat untuk melakukan perubahan menuju kondisi yang lebih
sejahtera.
Langganan:
Postingan (Atom)